Kesehatan telinga sangat berhubungan dengan perkembangan
bicara. Anak yang terjadi gangguan telinga (tidak mendengar) dipastikan akan
terjadi gangguan bicara.
Perkembangan
audiotorik anak.
- Usia 0-4 bulan : kemampuan auditorik terbatas, bersifat refleks (Moro, Startle ,Aurapalpebra)
- Usia 4-7 bulan : memutar kepala kearah bunyi, dibidang horizontal, belum konsisten
- Usia 7 bulan : otot leher cukup kuat, kepala dapat diputar dengan cepat kearah sumber suara
- Usia 7-9 bulan : mengidentifikasi asal sumber bunyi kearah samping dan ke bawah
- Usia 9-13 bulan : bayi sudah mempunyai keinginan yang besar untuk mencari sumber bunyi dari sebelah bawah dan pada usia 16 bulan tidak secara langsung ke arah atas
- Usia 16-21 bulan : secara langsung sudah dapat mengetahui sumber bunyi dari samping, bawah dan atas
- Usia 21-24 bulan : mampu melokalisir bunyi dari segala arah dengan cepat
- Pada usia 2 tahun pemeriksa harus lebih teliti
CARA MUDAH
PERIKSA PENDENGARAN PADA BAYI/ANAK
- Bunyi pss – pss : frekwensi tinggi
- Bunyi uh – uh : frekwensi rendah
- Suara menggesek dengan sendok pada tepi cangkir ( frekwensi 4000 Hz)
- Suara mengetuk dasar cangkir dengan sendok ( frekwensi 900 Hz )
- Suara remasan kertas (frekwensi 6000 Hz)
- Suara bel (frekwensi puncak 2000 Hz)
Perkembangan bicara
CURIGA
gangguan pendengaran bila :
n
Usia
12 bulan belum dapat mengoceh
(babbling)atau meniru bunyi
n
Usia
18 bulan tidak dapat menyebut 1 kata
yang
mempunyai arti
n
Usia
24 bulan perbendaharaan kata < 10
kata
n
Usia
30 bulan belum dapat merangkai 2
kata
Penyakit telinga secara umum banyak sekali akan tetapi
penyakit yang sering kita jumpai diantaranya :
- Tuli kongenital / bawaan lahir
Ketulian yang terjadi pada seorang bayi, disebabkan faktor yang mempengarui
kehamilan maupun saat lahir.
Tuli kongenital dibagi :
i.
Tuli sebagian ( hearing impaired)
Adalah keadaan fungsi pendengaran
berkurang namun masih dapat
dimanfaatkan untuk berkomunikasi dengan
atau tanpa bantuan alat dengar
ii.
Tuli total (deaf)
Adalah keadaan fungsi pendengaran yang
sedemikian terganggunya sehingga tidak dapat berkomunikasi sekalipun mendapat
perkerasan bunyi ( amplifikasi ).
- Gangguan bising
Definisi
Subyektif : bunyi yg tidak
diinginkan
Obyektif : terdiri dari getaran
kompleks berbagai frekuensi & amplitudo baik periodik / non periodik
•
Bising kontinue berspektrum luas & menetap (steady wide band noise ) dgn
batas amplitudo kurang lebih 5dB untuk periode waktu 0,5 detik.
Contohnya : suara mesin, suara kipas angin dll.
•
Bising
kontinue dapat juga berspektrum sempit & menetap (steady narrow band noise ).
Misalnya : bunyi gergaji sirkuler, bunyi katup
gas dll.
•
Bising
terputus-putus (intermitten noise) yaitu
bising yang tidak berlangsung terus-menerus melainkan ada periode
relatif berkurang, contohnya bunyi pesawat terbang dan bunyi kendaraan yang
lalu lintas di jalan.
•
Bising
karena pukulan kurang dari 0,1 detik (impact noise) atau bunyi pukulan
berulang (repeated impact noise).
•
Bising
yg berasal dari ledakan tunggal
(explosive noise ) memiliki perubahan tekanan bunyi melebihi 40 dB dalam
waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya.
•
Jenis
bising lain adalah ledakan berulang (repeated explosive noise),
contohnya mesin tempa di perusahaan. Bising dapat terdengar datar atau
berfluktuasi.
•
Bising
mempunyai satuan frekuensi atau jumlah getar per detik dalam Hertz, dan satuan intensitas yang dinyatakan dalam
desibel (dB).
•
Berkaitan
dengan pengaruhnya terhadap manusia, bising mempunyai satuan waktu atau lama
pajanan yang dinyatakan dalam jam perhari atau jam perminggu
•
sumber
polusi bising : gemuruh mesin beberapa pabrik, desing jet, gemuruh mesin turbin
beberapa kapal laut, letusan senjata api, mesin pemotong rumput, bising alat
pemecah beton atau aspal, bising alat penghisap debu kendaraan atau
transportasi dengan sistem gas buang dan suspensi yang buruk.
Pengaruh bising terhadap pekerja
secara umum dibedakan dua macam:
•
Auditorial
berupa tuli akibat bising (Noise Induced Hearing Loss/NIHL) dan umumnya terjadi
dalam lingkungan kerja dengan tingkat kebisingan yang tinggi
•
Pengaruh
Non Auditorial dapat bermacam-macam misalnya gangguan komunikasi, gelisah, rasa
tidak nyaman, gangguan tidur, peningkatan tekanan darah dan lain sebagainya.
Faktor yang berinteraksi dengan bising
•
Usia
:
–
Aterosklerosis
–
Hipertensi
–
Proses
penuaan
•
Getaran.
•
Penggunaan
zat ototoksik.
•
Merokok
( belum dpt dibuktikan ).
•
Riwayat
pajanan bising sebelumnya
Pada pemeriksaan THT
•
Otoskopik tidak ditemukan kelainan.
•
Pada
pemeriksaan audiologik didapatkan :
1. Pemeriksaan kualitatif dengan tes penala
rutin ( tes Rinne, Weber dan Schwabach)
2 Pemeriksaan
audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada frekuensi antara 3000
– 6000 Hz dan pada frekuennsi 4000
Hz sering terdapat takik (notch )
Pencegahan
•
Bising
intensitas >85 dB dalam waktu tertentu dapat
mengakibatkan ketulian, oleh karena itu bising lingkungan kerja harus
diusahakan lebih rendah dari 85 dB.
•
Hal
ini dapat diusahakan dengan cara meredam sumber bunyi
•
Alat pelindung bising : sumbat telinga (ear plug), tutup
telinga (ear muff) dan pelindung kepala (helmet).
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri : Mengurangi jumlah energi akustik pada mekanisme
pendengaran :
® Earplugs
® Earmuffs
®
Helmet
Otitis Media Supuratif ( Congeken )
Adalah Peradangan mukosa telinga tengah disertai keluar cairan dari telinga tengah melalui perforasi membran timpani (gendang telinga berlubang) Cairan mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Cairan keluar dapat terus menerus atau hilang timbul
Gejala tambahan
Demam
Sakit kepala hebat
Mual
Muntah
Penurunan kesadaran
Predisposisi
•
Usia
•
Status gizi
•
Sosioekonomi
•
Kekerapan ISPA
•
Sistem imun: Tbc,
HIV
JENIS OMSK
•
OMSK TIPE JINAK/ MUKOSA
•
OMSK TIPE MALIGNA/ BERBAHAYA/ TULANG
Perforasi
di attik atau marginal
Bau sekret
khas
Destruksi tulang
Komplikasi:
• ekstrakranial: gangguan pendengaran, paresis
n. fasialis
•
intrakranial
(abses otak, meningitis hidrosefalus, dll
Mengapa
OMSK menyebabkan ketulian
Gendang telinga berlubang
Terdapat cairan/ nanah di rongga telinga tengah
Kerusakan tulang-tulang pendengaran
Zat/ produk infeksi masuk ke telinga dalam
Presbikusis adalah
gangguan pendengaran saraf pada usia lanjut, disebabkan oleh proses
penuaan organ pendengaran khususnya telinga dalam.
Dampak proses penuaan
ü Kesehatan.
ü Sosial
ekonomi.
ü Malas
berkomunikasi.
ü Emosional.
ü Mengisolasi
diri.
Gejala /perubahan pada presbikusis;
- Berkurangnya kemampuan mendengar
- Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan
- Fisik dan emosional kemampuan mendengar berangsur kurang, kedua telinga.
- Telinga sakit bila lawan bicara memperkeras suara.
- Kesulitan memahami percakapan di lingkungan bising, berkurangnya kemampuan membedakan (diskriminasi ) suku kata yang hampir mirip.
- Jika tidak dilakukan rehabilitasi pendengaran : kemampuan untuk memahami percakapan makin terganggu
Masalah fisik dan emosional
penderita presbikusis antara lain;
- Terganggunya hubungan personal dengan keluarga
- Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran
- Pemarah & mudah frustrasi
- Depresi
- Tingkah laku introvert
- Merasa kehilangan kontrol pada kehidupannya
- Paranoid
- Berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial
- Berkurangnya stabilitas emosi.
Penyebab dapat 1 atau lebih sering
ditemukan
§
Berubahnya
seluruh organ pendengaran sesuai dengan proses degeneratif
§
Terpapar
bising dalam waktu lama
§
Perubahan
darah di telinga, disebabkan penyakit jantung, tekanan darah, gangguan lain
yang disebabkan oleh diabetes dan atau masalah sistem peredaran darah.
§
Efek
samping dari pengobatan
§
Usia
berhubungan dengan gangguan pendengaran cenderung menurun
§
Genetik
Rehabilitasi
Dengan alat bantu
dengar ( ABD) yang sesuai kebutuhan.
Tujuan pemasangan
ABD : memperkeras ( amplifikasi) bunyi
yang ada disekitar pengguna
Kemajuan teknologi ABD memungkinkan pengguna ABD
mendapatkan amplifikasi yang tepat.
Pengguna ABD ada kalanya
masih perlu bantuan membaca ujaran bibir ( lip reading) ; masalahnya penderita
presbikusis umumnya mengalami gangguan penglihatan.