Jumat, 26 Juni 2015

Kesehatan telinga



Kesehatan telinga sangat berhubungan dengan perkembangan bicara. Anak yang terjadi gangguan telinga (tidak mendengar) dipastikan akan terjadi gangguan bicara.
Perkembangan audiotorik anak.

  1. Usia 0-4 bulan :  kemampuan  auditorik terbatas, bersifat refleks (Moro, Startle ,Aurapalpebra)
  2. Usia 4-7 bulan :  memutar kepala kearah bunyi, dibidang horizontal,    belum konsisten
  3. Usia 7 bulan : otot leher cukup kuat, kepala dapat diputar dengan cepat kearah sumber suara
  4. Usia 7-9 bulan : mengidentifikasi  asal sumber bunyi kearah samping dan  ke bawah
  5. Usia 9-13 bulan : bayi sudah mempunyai keinginan yang besar untuk mencari sumber bunyi dari sebelah bawah dan pada  usia 16 bulan tidak secara langsung ke arah atas
  6. Usia 16-21 bulan : secara langsung sudah dapat mengetahui sumber bunyi dari samping, bawah dan atas
  7. Usia 21-24 bulan : mampu melokalisir bunyi dari segala arah dengan cepat
  8. Pada usia 2 tahun pemeriksa harus lebih teliti

CARA MUDAH PERIKSA PENDENGARAN PADA BAYI/ANAK

  1. Bunyi  pss – pss : frekwensi tinggi
  2. Bunyi   uh – uh  : frekwensi rendah
  3. Suara menggesek dengan sendok pada tepi cangkir ( frekwensi 4000 Hz)
  4. Suara mengetuk dasar cangkir dengan sendok ( frekwensi 900 Hz )
  5. Suara remasan kertas (frekwensi 6000 Hz)
  6. Suara bel (frekwensi puncak 2000 Hz)







 
Perkembangan bicara
CURIGA  gangguan pendengaran bila :

n  Usia 12 bulan      belum dapat mengoceh    
                                 (babbling)atau meniru bunyi
n  Usia 18 bulan      tidak dapat menyebut 1 kata yang
                                  mempunyai arti
n  Usia 24 bulan      perbendaharaan kata < 10 kata                        
n  Usia 30 bulan      belum dapat merangkai 2 kata

Penyakit telinga secara umum banyak sekali akan tetapi penyakit yang sering kita jumpai diantaranya :
  1. Tuli kongenital / bawaan lahir
Ketulian yang terjadi pada seorang bayi, disebabkan faktor yang mempengarui kehamilan maupun saat lahir.
Tuli kongenital dibagi :
                    i.            Tuli sebagian ( hearing impaired)
Adalah keadaan fungsi pendengaran berkurang namun   masih dapat dimanfaatkan untuk berkomunikasi   dengan atau tanpa bantuan alat dengar
                  ii.            Tuli total (deaf)
Adalah keadaan fungsi pendengaran yang sedemikian terganggunya sehingga tidak dapat berkomunikasi sekalipun mendapat perkerasan bunyi ( amplifikasi ).
  1. Gangguan bising
Definisi    
Subyektif  : bunyi yg tidak diinginkan
Obyektif   : terdiri dari getaran kompleks berbagai frekuensi & amplitudo baik periodik / non periodik
         Bising kontinue berspektrum luas & menetap (steady wide band noise ) dgn batas amplitudo kurang lebih  5dB untuk periode waktu 0,5 detik.
      Contohnya : suara mesin, suara kipas angin dll.
         Bising kontinue dapat juga berspektrum sempit & menetap (steady narrow band noise ).
      Misalnya : bunyi gergaji sirkuler, bunyi katup gas dll.
         Bising terputus-putus (intermitten noise) yaitu  bising yang tidak berlangsung terus-menerus melainkan ada periode relatif berkurang, contohnya bunyi pesawat terbang dan bunyi kendaraan yang lalu lintas di jalan.
         Bising karena pukulan kurang dari 0,1 detik (impact noise) atau bunyi pukulan berulang (repeated impact noise).
         Bising yg berasal dari ledakan tunggal (explosive noise ) memiliki perubahan tekanan bunyi melebihi 40 dB dalam waktu sangat cepat dan biasanya mengejutkan pendengarnya.
         Jenis bising lain adalah ledakan berulang (repeated explosive noise), contohnya mesin tempa di perusahaan. Bising dapat terdengar datar atau berfluktuasi.
         Bising mempunyai satuan frekuensi atau jumlah getar per detik dalam Hertz,  dan satuan intensitas yang dinyatakan dalam desibel (dB).
         Berkaitan dengan pengaruhnya terhadap manusia, bising mempunyai satuan waktu atau lama pajanan yang dinyatakan dalam jam perhari atau jam perminggu
         sumber polusi bising : gemuruh mesin beberapa pabrik, desing jet, gemuruh mesin turbin beberapa kapal laut, letusan senjata api, mesin pemotong rumput, bising alat pemecah beton atau aspal, bising alat penghisap debu kendaraan atau transportasi dengan sistem gas buang dan suspensi yang buruk.

Pengaruh bising terhadap pekerja
secara umum dibedakan dua macam:
         Auditorial berupa tuli akibat bising (Noise Induced Hearing Loss/NIHL) dan umumnya terjadi dalam lingkungan kerja dengan tingkat kebisingan yang tinggi
         Pengaruh Non Auditorial dapat bermacam-macam misalnya gangguan komunikasi, gelisah, rasa tidak nyaman, gangguan tidur, peningkatan tekanan darah dan lain sebagainya.

Faktor yang berinteraksi dengan bising
         Usia :
        Aterosklerosis
        Hipertensi
        Proses penuaan
         Getaran.
         Penggunaan zat ototoksik.
         Merokok ( belum dpt dibuktikan ).
         Riwayat pajanan bising sebelumnya

Pada pemeriksaan THT
         Otoskopik tidak ditemukan kelainan.
         Pada pemeriksaan audiologik didapatkan :
1. Pemeriksaan kualitatif dengan tes penala rutin ( tes Rinne, Weber dan Schwabach)
2  Pemeriksaan audiometri nada murni didapatkan tuli sensorineural pada frekuensi antara 3000 –      6000 Hz dan pada frekuennsi 4000 Hz sering terdapat takik (notch )

Pencegahan
         Bising intensitas >85 dB dalam waktu tertentu dapat mengakibatkan ketulian, oleh karena itu bising lingkungan kerja harus diusahakan lebih rendah dari 85 dB.
         Hal ini dapat diusahakan dengan cara meredam sumber bunyi
         Alat pelindung bising : sumbat telinga (ear plug), tutup telinga (ear muff) dan pelindung kepala (helmet).
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri : Mengurangi jumlah energi akustik pada mekanisme pendengaran :
®  Earplugs
®  Earmuffs
®  Helmet
 
Otitis Media Supuratif ( Congeken )
Adalah Peradangan mukosa telinga tengah disertai keluar cairan dari telinga tengah melalui perforasi membran timpani (gendang telinga berlubang) Cairan mungkin encer atau kental, bening atau berupa nanah. Cairan keluar dapat terus menerus atau hilang timbul
Gejala tambahan
Demam
Sakit kepala hebat
      Mual
Muntah
Penurunan kesadaran
Predisposisi
         Usia
          Status gizi
          Sosioekonomi
          Kekerapan ISPA
          Sistem imun: Tbc, HIV

JENIS OMSK
      OMSK TIPE JINAK/ MUKOSA


       OMSK TIPE MALIGNA/ BERBAHAYA/ TULANG 
Perforasi di attik atau marginal 
Bau sekret khas 
Destruksi tulang 
Komplikasi:
       ekstrakranial: gangguan pendengaran, paresis n. fasialis 
       intrakranial (abses otak, meningitis hidrosefalus, dll













Mengapa OMSK menyebabkan ketulian
Gendang telinga berlubang
Terdapat cairan/ nanah di rongga telinga   tengah   
Kerusakan tulang-tulang pendengaran
Zat/ produk infeksi masuk ke telinga dalam


Presbikusis adalah  gangguan pendengaran saraf pada usia lanjut, disebabkan oleh proses penuaan organ pendengaran khususnya telinga dalam.
Dampak proses  penuaan
ü  Kesehatan.
ü  Sosial ekonomi.
ü  Malas berkomunikasi.
ü  Emosional.
ü  Mengisolasi diri.
Gejala /perubahan pada presbikusis;
  • Berkurangnya kemampuan mendengar
  • Berkurangnya kemampuan mengerti percakapan
  • Fisik dan emosional kemampuan mendengar berangsur kurang, kedua telinga.
  • Telinga sakit bila lawan bicara memperkeras suara.
  • Kesulitan memahami percakapan di lingkungan bising, berkurangnya kemampuan membedakan (diskriminasi ) suku kata yang hampir mirip.
  • Jika tidak dilakukan rehabilitasi pendengaran : kemampuan untuk memahami percakapan makin terganggu 
Masalah fisik dan emosional penderita presbikusis antara lain;
  • Terganggunya hubungan personal dengan keluarga
  • Kompensasi tingkah laku akibat gangguan pendengaran
  • Pemarah & mudah frustrasi
  • Depresi
  • Tingkah laku introvert
  • Merasa kehilangan kontrol pada kehidupannya
  • Paranoid
  • Berkurangnya aktivitas dengan kelompok sosial
  • Berkurangnya stabilitas emosi. 
Penyebab
Penyebab dapat 1 atau lebih sering ditemukan
§  Berubahnya seluruh organ pendengaran sesuai dengan proses degeneratif
§  Terpapar bising dalam waktu lama
§  Perubahan darah di telinga, disebabkan penyakit jantung, tekanan darah, gangguan lain yang disebabkan oleh diabetes dan atau masalah sistem peredaran darah.
§  Efek samping dari pengobatan
§  Usia berhubungan dengan gangguan pendengaran cenderung menurun
§  Genetik 
Rehabilitasi
Dengan alat bantu dengar ( ABD) yang sesuai kebutuhan.
Tujuan pemasangan ABD  : memperkeras ( amplifikasi) bunyi yang ada disekitar pengguna
Kemajuan  teknologi ABD memungkinkan pengguna ABD mendapatkan amplifikasi yang tepat.
Pengguna ABD ada kalanya masih perlu bantuan membaca ujaran bibir ( lip reading) ; masalahnya penderita presbikusis umumnya mengalami gangguan penglihatan.